In Your Dream,, you can Imagine anything.. :)

Apapun yang ada dalam benakmu, Tuangkanlah melalui tulisan.. Menulislah selagi ide-ide itu mengalir..

Tuesday 22 April 2014

Sang Pangeran


Ah, lama juga kita tak bersua.
Maaf ya,belakangan ini rasanya sulit sekali meluangkan waktu untuk sedikit menulis..

Oke, kali ini aku ingin ngebahas seseorang yg paling spesial untukku. Seseorang yang sangat aku cintai dan aku banggakan. Dia ini termasuk pria yg unik, dengan tingkat intelijensi yang bahkan jauh lebih tinggi dariku. Very superior. Jelas itu merupakan tingkatan IQ tertinggi manusia yang begitu dielu-elukan oleh para psikolog. Ya, dia adalah Riffa Ramadyan Halim, adik bungsu satu-satunya yang kumiliki. Dia bahkan masih duduk dibangku TK saat menyandang gelar jenius itu. Kini, ia baru berusia 11 tahun, tepatnya masih kelas 5 SD. Meskipun aku akui, disekolahnya ia nyaris merupakan salahsatu siswa paling malas. Dirumah pun dia tak pernah mempelajari buku2 sekolahnya. Tak heran ia jarang sekali masuk peringkat 10 besar dikelasnya. Terkadang aku malu jika bertemu dengan guru-gurunya yang juga merupakan guru SD-ku itu. Ya, sekolah itu memang sekolah turun temurun dari mulai kakakku yg pertama hingga adikku yg bungsu ini. sudah lima generasi orangtuaku mempercayakan sekolah ini untuk mendidik putra-putrinya. Kami, kakak2nya terkenal dengan prestasi dan kepandaiannya, hingga mampu bersekolah disekolah negeri dan bonafit. Banyak guru2 yg mengeluhkan sikap malas adikku yg berbeda dg kakak2nya yg terdahulu. Kadang kami malu, seolah2 kami tak pernah mengajarinya.

Aku sempat stres menghadapi adik laki2ku satu2nya ini. Pernah aku berkonsultasi dg dosen psikologi mengenai adikku ini. dosenku bahkan terus memberiku motivasi untuk melakukan yg terbaik padanya. tak hanya itu, aku bahkan pernah berkonsultasi dengan seorang dokter, iya bahkan ternganga mendengar IQ adikku 180. Aku mengeluhkan semua sikap2 adikku yg tak pernah belajar, tak pernah punya ranking, dan malas ngaji. Namun aku juga menceritakan tentang ketertarikannya terhadap dunia astronomi dan hobi membacanya yang begitu tinggi. Dokter begitu antusias mendengar semua ceritaku. Bahkan dokter memaklumi sikap malas adikku disekolah. Namun, ketika ia dewasa nanti, ia akan menjadi seorang yang besar. Asal dibekali dengan keimanan yang kuat. Beliau bahkan menyarankanku untuk terus membelikannya buku2 pengetahuan tersebut. Beliau juga memotivasi adikku untuk terus menggali informasi dari manapun selama itu positif. Beliau menyayangkan adikku sekolah di sekolah biasa, bukan disekolah bertaraf internasional. Oleh karena itu, dijenjang berikutnya ia harus bisa sekolah di sekolah bertaraf internasional bahkan hingga keluar negeri.
Tapi sejak kecil aku sudah mengajari dia untuk gemar membaca. Sejak usia 3tahun, kami kakak2nya sering membacakan cerita dari majalah bobo. Meskipun telah dibaca berulang-ulang, ia selalu meminta terus menerus membacakan cerita itu hingga tuntas. Bahkan dia hafal urutan kata demi kata dalam cerita tersebut.
Hingga saat ia telah bisa membaca sendiri, aku sering membelikannya buku2 bacaan tentang astronomi yang begitu ia sukai, ensiklopedi hewan dan tumbuhan, pergerakan lempeng bumi, bagaimana menjadi ilmuan cilik, sejarah para ilmuan, hingga buku2 fisika dan kelistrikan. Ia begitu bersemangat melahap habis isi buku2 itu. Kini ia tengah asyik membaca buku2 fisika dan segala macam teorinya. Terkadang aku tak mampu menjawab semua pertanyaan yag ia ajukan padaku. Malu rasanya. Jika ditanya apa cita-citamu? Dia pasti menjawab ingin menjadi astronot dan ilmuan. Cita-cita yg jarang diucapkan oleh seorang anak TK seusianya. Biasanya anak2 hanya menjawab sebatas menjadi seorang dokter, guru, polisi, tak ada yg terpikir ingin menjadi seorang ilmuan. Ia bahkan hafal nama2 ilmuan dengan hasil penemuannya.
Menginjak kelas 4, aku mulai memutar otak untuk melatih skillnya. Aku memasukkannya ke dalam club karate INKAI, dan ia sangat menyukainya. Ia pernah menjadi peserta kedua terbaik di ujian kenaikan sabuk. Saat ini ia telah mengenakan sabuk biru, dan ia mungkin telah menemui rasa bosan dan jenuh dengan aktifitas karate yang digelutinya. Ia mencoba merambah ke dunia sepak bola dengan mengikuti klub futsal disekolahnya. Awalnya ia sering mengeluh kelelahan, namun lama kelamaan ia terbiasa dengan latihannya. Tak hanya itu, iapun kini terpilih masuk kedalam club marching band disekolahnya. Ah, aku cukup bangga dengannya. Pernah ia mengikuti lomba menulis puisi yang diadakan penerbit mizan, meskipun tak masuk nominasi namun ini bagus untuk menambah pengalaman dan mangasah kemampuan menulisnya. Selain itu, ia juga suka menyanyikan lagu2 barat meskipun ia tak tahu cara penulisan dan terjemahannya, dan hanya meraba-raba pronunciationnya, namun itu sangat baik untuk anak seusianya yang bahkan tak mengenal siapa itu one direction, taylor swift, lenka, muse, dll.
Bakatnya memang sulit ditebak, namun aku percaya ia memiliki multitalent yang luar biasa. Sekarang mungkin kita belum tahu apa fokus yg paling ia sukai, namun setidaknya ia pernah mencoba mengikuti semua kegiatan2 positif itu.
Melihat kecerdasan adikku rasanya aku ingin segera menyelesaikan skripsiku, memakai baju toga, dan segera mendapatkan pekerjaan. Ingin sekali aku menyekolahkannya diluar negeri. Ah, semoga tercapai Ya Allah. 

Bantu aku Ya Rabb... We love you, our dearest brother :*

No comments:

Post a Comment